Kamis, 20 Oktober 2016

Makalah perkembangan fisik dan perseptual peserta didik

Makalah perkembangan fisik dan konseptual Peserta Didikatriulfa716ryani.blogspot.com

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, yang telah menjadikan manusia sebagai makhluk sempurna yang dilengkapi dengan akal pikiran, supaya manusia mampu memanfaatkannya untuk memenuhi kebutuhan hidup. Kemudian shalawat beserta salam penulis sampaikan kepada Nabi Muhammad SAW selaku utusan Allah SWT yang bertugas untuk menyampaikan risalah-Nya sebagai petunjuk dan peringatan untuk manusia.
Penulisan makalah ini menjadi suatu bahan bagi penulis untuk memenuhi tugas mata kuliah Perkembangan dan Belajar Peserta Didik. Secara umum makalah ini memuat materi tentang Perkembangan Fisik dan Perkembangan Perseptual Anak Usia Sekolah Dasar serta Implikasi bagi Penyelenggaraan Pendidikan di Sekolah Dasar. Tim penulis telah berusaha maksimal membuat makalah ini, walaupun masih ada kekurangan. Pada kesempatan ini, penulis tidak lupa menyampaikan rasa terima kasih dan kepada pihak yang ikut membantu dalam penyelesaian makalah ini terutama kepada:
1.    Ibu Dra.Zaiyasni,S.Pd,M.Pd selaku dosen pembimbing yang senantiasa
     memberikan arahan dalam proses perkuliahan
2.    teman-teman dalam kelompok yang sudah bekerja keras mengerjakan
     tugas ini serta pihak-pihak lain yang tidak  dapat disebutkan satu persatu.
Semoga bimbingan dan bantuan yang telah diberikan, menjadi amal kebaikan disisi Allah SWT. Penulis mengharapkan kritikan dan saran demi kemajuan penulis dimasa depan. Semoga makalah dapat memberikan manfaat kepada semua pihak, baik yang terkait secara langsung maupun tidak langsung.
Akhir kata, semoga Allah SWT. selalu memberikan kekuatan dan memberkahi semua amal baik yang telah kita perbuat. Amin.

Padang, 19 September 2015


Tim Penulis
DAFTAR ISI

KATA PEGANTAR ...........................................................................          i
DAFTAR ISI ........................................................................................          ii
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang ...........................................................................          1
B.     Rumusan Masalah ......................................................................          2
C.     Tujuan Penulisan ........................................................................          2
BAB II PEMBAHASAN
A.    Perkembangan Fisik....................................................................          3
B.     Perkembangan Perseptual ...........................................................          7
C.     Implikasi bagi Penyelenggaraan Pendidikan di SD.....................          9
BAB III PENUTUP
A.    Kesimpulan .................................................................................          13
B.     Saran ...........................................................................................          13
DAFTAR RUJUKAN



I. PENDAHULUAN
                                                                                                     
A.           Latar Belakang Masalah
Perkembangan anak merupakan sesuatu yang kompleks. Artinya ada banyak faktor yang berpengaruh dan saling berhubungan dalam proses perkembangan anak. Baik unsur-unsur bawaan maupun unsur-unsur pengalaman yang didapat dalam interaksi lingkungan. Yang keduanya (unsur bawaan dan lingkungan) memiliki pengaruh tertentu terhadap proses perkembangan anak tersebut.
Secara fisik anak pada usia SD memiliki karakteristik tersendiri yang berbeda dengan kondisi fisik sebelum dan sesudahnya. Karakteristik perkembangan fisik ini perlu dipelajari dan dipahami oleh para guru (calon guru) SD karena akan memiliki implikasi tertentu bagi penyelenggaran pendidikan. Dalam hal ini diasumsikan bahwa aktivitas-aktivitas anak, termasuk aktivitas belajar dan aktivitas-aktivitas mental lainnya, akan banyak dipengaruhi oleh kondisi fisiknya. Selain itu, juga diyakini bahwa pertumbuhan fisik anak dapat memberi pengaruh terhadap perkembangan kepribadian anak secara keseluruhan.
Dalam makalah ini, penyaji lebih memfokuskan dalam pembahasan perkembangan fisik dan perkembangan perseptual anak usia SD serta implikasi bagi penyelenggaraan pendidikan di SD.
Dengan bekal pemahaman tentang perkembangan anak usia SD, guru diharapkan dapat mengaplikasikan pemahaman tersebut dalam menyelenggarakan proses pembelajaran yang berorientasi pada perkembangan anak SD.
Perkembangan anak penting dijadikan perhatian yang khusus bagi orangtua. Sebab, proses tumbuh kembang anak akan mempengaruhi kehidupan mereka pada masa yang akan datang.
Jika perkembangan anak luput dari perhatian orang tua (tanpa arahan dan pendampingan orang tua), maka anak akan tumbuh seadanya sesuai dengan yang hadir dan menghampiri mereka.


B.            Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka dapat diperoleh rumusan masalah sebagai berikut :
1.        Bagaimanakah perkembangan fisik anak usia SD?
2.        Bagaimanakah perkembangan perseptual anak usia SD?
3.        Bagaimanakah implikasinya bagi penyelenggaraan pendidikan di SD?

C.           Tujuan Penulisan
Beranjak dari rumusan masalah di atas, maka diperolehlah tujuan dari penulisan makalah ini, yaitu :
1.      Untuk mengetahui perkembangan fisik anak usia SD
2.      Untuk mengetahui perkembangan perseptual anak usia SD
3.      Untuk mengetahui implikasinya bagi penyelenggaraan pendidikan di SD


II. PEMBAHASAN

A.           Perkembangan Fisik
Anak sekolah dasar di Indonesia pada umumnya berada pada rentang usia sekitar 6-12 tahun. Dalam psikologi perkembangan, rentang usia tersebut lazimnya disebut sebagai masa anak (middle and late chilhood), yaitu suatu fase antara masa kanak-kanak (early chilhood) dan masa remaja (adolescene). Sebutan lain yang sering digunakan adalah masa usia sekolah. Sebutan ini mungkin diberikan karena anak pada usia ini mulai memasuki dunia pendidikan formal, yaitu sekolah.
Pembahasan mengenai perkembangan fisik anak SD ini mencakup aspek tinggi dan berat badan, serta proporsi tubuh dan dampak-dampak psikologis yang dapat ditimbulkannya. Perkembangan fisik anak SD ini mencakup aspek-aspek sebagai berikut :
1.      Tinggi dan Berat Badan
Menurut Khairanis (2000 : 36) Perkembangan fisik anak usia SD bila dibanding dengan masa usia remaja dan usia dini cenderung lebih lambat dan bersifat konsisten. Perkembangan ini berlangsung sampai terjadinya perubahan besar pada awal pubertas. Rata-rata anak usia SD mengalami penambahan berat badan sekitar 2,5-3,5 kg, dan penambahan tinggi badan 5-7 cm pertahun.

Menurut Mussen, Conger & Kagan dalam Mubin (2006 : 91) sampai dengan usia sekitar 6 tahun terlihat bahwa badan anak bagian atas berkembang lebih lambat dari pada bagian bawah. Anggota-anggota badan relatif lebih pendek, kepala dan perut relatif lebih besar. Selama masa akhir masa anak-anak, tinggi bertumbuh sekitar 5 hingga 6 % dan berat bertambah sekitar 10 % setiap tahun. Pada usia 6 tahun tinggi rata-rata anak adalah 46 inci dengan berat 22,5 kg. Kemudian pada usia 12 tahun tnggi anak mencapai 60 inci dan berat 40 hingga42,5 kg.

        Jadi, perkembangan tinggi dan berat badan anak usia SD cenderung lebih lambat dan bersifat konsisten. Pada masa ini peningkatan berat badan anak lebih banyak dari pada panjang badannya. Peningkatan berat badan anak selama masa ini terjadi terutama karena bertambahnya ukuran sistem rangka dan otot, serta ukuran beberapa organ tubuh lainnya.

2.      Proporsi dan Bentuk Tubuh
Menurut Khairanis (2000 : 36) “anak SD kelas-kelas awal umumnya masih memiliki proporsi tubuh yang kurang seimbang. Kekurangseimbangan ini sedikit demi sedikit berkurang sampai terlihat perbedaannya ketika anak mencapai kelas 5 atau 6. Pada kelas-kelas akhir SD, lazimnya proporsi tubuh anak sudah mendekati keseimbangan”.

Sementara itu, menurut Desmita (2009 : 77) Seiring dengan pertambahan tinggi dan berat badan, percepatan pertumbuhan pada masa pubertas juga terjadi pada proporsi tubuh. Bagian-bagian tubuh tertentu yang sebelumnya terlalu kecil, pada masa pubertas menjadi besar. Hal ini terlihat jelas pada perkembangan tangan dan kaki,yang sering tidak proporsional. Perubahan proporsi tubuh yang tidak seimbang ini menyebabkan anak merasa kaku dan canggung, serta khawatir bahwa badannya tidak akan pernah serasi dengan tangan dan kakinya.

Kondisi dan bentuk tubuh anak dapat memberikan dampak psikologis tertentu kepada anak. Kondisi proporsi tubuh yang kurang seimbang atau bentuk tubuh yang berkelainan dapat menumbuhkan sikap-sikap negatif, yakni berupa kekurangpuasan atau bahkan penolakan terhadap dirinya sendiri (selfrejection). Hal demikian tentunya akan dapat mempengaruhi perkembangan kepribadian anak, khususnya dalam pembentukan kesan tentang tubuh (bodi image) dan konsep dirinya (self concept)
Secara langsung perkembangan fisik seorang anak akan menentukan keterampilan anak dalam bergerak. Seorang anak usia 6 tahun yang bagian tubuhnya sesuai dengan usia tersebut, akan dapat melakukan hal-hal yang lazim dilakukan oleh anak berumur 6 tahun. Namun apabila ia mengalami hambatan atau cacat tertentu, sehingga tubuhnya tidak berkembang dengan sempurna. Maka tidak mungkin mengikuti permainan yang dilakukan oleh teman sebayanya.
Sedangkan secara tidak langsung, perkembangan fisik akan mempengaruhi bagaimana anak memandang dirinya sendiri dan bagaimana dia memandang orang lain. Ini semua akan tercermin dari pola penyesuaian diri anak secara umum. Seorang anak misalnya, yang terlalu gemuk akan menyadari bahwa dia tidak dapat  mengikuti permainan yang dilakukan oleh teman sebayanya. Di pihak lain, teman-temanya akan menganggap anak gendut itu terlalu lamban, dan tidak pernah lagi diajak bermain. Semula timbul perasaan tidak mampu, selanjutnya akan muncul perasaan tertimpa nasib buruk.

3.      Otak
       Otak adalah sebuah sistem biologis manusia yang sengaja diciptakan Allah Swt. Untuk mengindera dunia dan sekaligus memberikan berbagai tanggapan terhadapnya. Otak ada untuk mengoptimalkan perilaku, sehingga tubuh mampu menghadapi tantangan dan kesempatan yang datang setiap saat. Pada saat yang sama, otak juga membangkitkan kewaspadaan. Aktivitas sel saraf yang terorganisir akan dirasakan sebagai aktivitas mental yang teratur. Jadi, otak lebih dari sekadar suatu gumpulan keriput dalam tengkorak manusia, tetapi sesungguhnya otak menjalar ke seluruh tubuh. Tak satu pun organ atau sel dalam tubuh kita yang telepas dari jangkauan otak

Menurut Khairanis (2000 : 39) “perkembangan otak dan system syaraf merupakan salah satu aspek terpenting dalam perkembangan individu. Dalam otak terdapat pusat-pusat syaraf yang mengendalikan perilaku”. Sementara itu, menurut Desmita (2009 : 89) “pada usia 5 atau 6 hingga 7 tahun, ukuran otak anak telah mencapai dua pertiga otak orang dewasa, tetapi memiliki 5-7 kali lebih banyak sambungan antarneuron dari pada otak anak sudah dapat dikatakan sempurna, tetapi cara kerjanya terperinci di dalam otak masih memerlukan waktu untuk berkembang penuh”.

       Bila dibandingkan dengan perkembangan bagian tubuh lain, perkembangan otak dan kepala jauh lebih cepat. Kematangan otak yang dikombinasikan dengan pengalaman berinteraksi dengan lingkungan sangat berpengaruh terhadap perkembangan kognitif anak. Dalam hal ini, bukan sekedar kebutuhan nutrisi yang perlu dipenuhi, melainkan juga diperlukan rangsangan-rangsangan yang membuat otak anak itu berfungsi.

4.      Keterampilan Motorik
Menurut Mubin (2006 : 92) Dengan terus bertambahnya berat dan kekuatan badan, maka selama masa pertengahan dan akhir anak-anak ini perkembangan motorik menjadi lebih halus dan lebih terkoordinasi dibandingkan dengan awal masa anak-anak. Anak-anak lebih cepat dalam berlari, dan makin pandai meloncat. Anak juga makin mampu menjaga keseimbangan badannya. Penguasaan badan seperti membungkuk, melakukan bermacam-macam latihan senam serta aktivitas olah raga berkembang pesat.

Selain itu, menurut Yusuf (2011 : 59) Fase atau usia sekolah dasar (7-12 tahun) ditandai dengan gerak atau aktivitas motorik yang lincah. Oleh karena itu, usia ini merupakan masa yang ideal untuk belajar keterampilan yang berkaitan dengan motorik, baik halus maupun kasar, dapat dijelasan sebagai berikut. Perkembangan fisik yang normal merupakan salah satu faktor penentu kelancaran proses belajar, baik dalam bidang pengetahuan maupun keterampilan. Oleh karena itu, perkembangan motorik sangat menunjang keberhasilan belajar peserta didik.

       Sejak usia 6 tahun, koordinasi antara mata dan tangan yang dibutuhkan untuk membidik, menyepak, melempar dan menangkap juga berkembang. Dari usia 8 hingga 10 tahun, tangan dapat digunakan secara bebas, mudah dan tepat. Koordinasi motorik halus berkembang , dimana anak sudah dapat menulis dengan baik. Ukuran huruf menjadi lebih kecil dan lebih rapi. Pada usia 10 sampai 12 tahun, anak-anak mulai memperhatikan gerakan-gerakan komplek, rumit, dan cepat, untuk memperhalus keterampilan-keterampilan motorik mereka, anak-anak terus melakukan berbagai aktivitas fisik. Aktivitas fisik ini dilakukan dalam bentuk permainan yang diatur oleh mereka sendiri, seperti permainan umpet-umpetan, dimana anak menggunakan keterampilan motornya. Disamping itu, anak-anak juga melibatkan diri dalam aktivitas permainan olahraga yang bersifat formal, seperti olahraga, senam, berenag dan lain-lain.

Motorik Halus
Motorik Kasar
Menulis
Menggambar atau melukis
Mengetik (komputer)
Merupa (seperti membuat kerajinan dari tanah liat)
Menjahit
Membuatkerajianan dari kertas


Baris berbaris
Seni bela diri (seperti pencak silat, dan karate)
Senam
Berenang
Atletik
Main sepak bola, dsb
Tabel 1 Perkembangan Motorik Anak (Yusuf, 2011 : 60)
B.            Perkembangan Perseptual
Perkembangan perseptual anak merupakan reaksi dari rangsangan untuk alat indra. Baik melalui penglihatan, pendengaran, sentuhan, atau penciuman yang kemudian akan diteruskan ke otak untuk diolah menjadi suatu persepsi yang belum diketahui kebenarannya.
Perkembangan perseptual anak erat kaitannya dengan perkembangan sel dan jaringan otak (Kartadinata, 1997 : 57). Aktivitas perseptual pada dasarnya merupakan proses pengenalan individu terhadap lingkungannya. Semua informasi tentang lingkungan sampai kepada individu melalui alat-alat indra yang kemudian diteruskan melalui syaraf sensori ke bagian otak. Secara garis besar ada tiga proses aktivitas perseptual yang perlu dipahami, yaitu sensasi, persepsi dan atensi. Namun dalam prosesnya, sensasi dan persepsi itu mungkin lebih sulit dipisahkan. Artinya, kedua proses itu merupakan sesuatu yang berlangsung secara bersamaan.
1.      Sensasi
Sensasi yaitu peristiwa penerimaan informasi oleh indra penerima. Sensasi terjadi saat adanya kontak antara informasi dengan indera penerima. Contoh gelombang udara yang bergetar diterima oleh telinga luar. Dengan demikian, dalam sensasi terjadi proses deteksi informasi secara indrawi.

2.      Persepsi
Persepsi berasal dari bahasa Inggris “perseption” yang diambil dari bahasa Latin “perceptio” yang berarti menerima atau mengambil. Menurut Leavitt, (1978) persepsi dala arti sempit adalah “penglihatan”, yaitu bagaiman cara seseorang melihat sesuatu, sedangkan dalam arti luas persepsi adalah  “pandangan” yaitu bagaimana seseorang dalam memandang atau mengartikan sesuatu.
Menurut Khairanis (2000 : 40) “persepsi adalah interpretasi terhadap informasi yang ditangkap oleh indra penerima. Persepsi merupakan proses pengolahan informasi lebih lanjut dari aktivitas sensasi. Misalnya, orang menjadi tahu bahwa yang didengarnya itu adalah suara musik, suara mobil, suara binatang dan sejenisnya”.

Sementara itu, menurut Desmita (2009 : 115) Persepsi adalah salah satu aspek kognitif manusia yang sangat penting yang memungkinkannya untuk mengetahui dan memahami dunia sekelilingnya. Tanpa persepsi yang benar, manusia mustahil dapat menangkap dan memaknai berbagai fenomena, informasi atau data yang mengitarinya. Demikian pula halnya dengan kehadiran peserta didik di sekolah, tidak akan mendapatkan kemanfaatan yang berarti dari informasi atau materi pelajaran yang disampaikan guru, atau mungkin akan menyesatkan, tanpa adanya pesepsi yang benar. Hal ini karena persepsi menyangkut masuknya informasi ke dalam otak manusia.

Jadi, persepsi pada dasarnya menyangkut hubungan manusia dengan lingkungannya, bagaimana ia mengerti dan menginterpretasikan rangsangan yang ada dilingkungannya dengan menggunakan pengetahuan yang dimilikinya, kemudian ia memproses hasil penginderaanya itu, sehingga timbullah makna tentang objek itu.
Persepsi seseorang terhadap suatu benda atau realitas belum tentu sesuai dengan benda atau realitas yang sesungguhnya. Demikian juga, pribadi-pribadi yang berbeda akan mempersepsikan sesuatu yang berbeda pula.
           
3.      Atensi
Menurut Khairanis (2000 : 40) “atensi mengacu kepada selektivitas persepsi. Dengan atensi, kesadaran seseorang bisa hanya tertuju kepada suatu objek atau informasi dengan mengabaikan objek-objek lainnya”. Sementara itu menurut Desmita (2009 : 126) atensi atau perhatian juga merupakan salah satu aspek perkembangan kognitif yang penting dalam perspektif pemrosesan informasi. Tanpa adanya atensi dari peserta didik maka informasi yang disampakan guru mustahil dipahami oleh peserta didik. Sebaliknya, peserta didik yang memberikan atensi atau perhatian penuh dalam proses pembelajaran, akan mudah memahami dari guru dan mudah pula menyimpannya dalam sistem memorinya.

Jadi, atensi adalah suatu perhatian yang dikhususkan untuk suatu objek dengan mengabaikan objek yang lain.

C.            Implikasi bagi Penyelenggaraan Pendidikan di Sekolah Dasar
          Meskipun tidak sepesat pada usia dini, perkembangan fisik anak terus berlangsung selama usia SD. Begitu pula perkembangan perseptual anak terus mengalami penajaman dan penghalusan. Bahkan hampir  semua aspek perseptual tersebut baru mencapai puncak perkembangannya pada usia SD tersebut.
          Hal lain yang perlu disadari kembali bahwa perkembangan fisik dan perseptual anak itu memiliki keterjalinan dengan aspek-aspek perkembangan lainnya. Artinya permasalahan-permasalahan yang terjadi dalam perkembangan fisik dan perseptual anak bisa berdampak negatif terhadap aspek-aspek perkembangan lainnya.
          Dua pemikiran di atas menyarankan agar pendidik benar-benar memberikan perhatian yang cukup terhadap aspek perkembangan fisik dan perseptual anak. Perhatian pendidik terhadap aspek ini bukan sekedar untuk kepentingan perkembangan fisik semata, melainkan untuk kepentingan perkembangan dan aktivitas belajar secara keseluruhan.
          Pemahaman kita tentang karakteristik perkembangan fisik anak serta faktor-faktor yang mempengaruhi dan konsekuensi-konsekuensi yang dapat ditimbulkannya, akhirnya membawa beberapa implikasi praktis bagi penyelenggaraan pendidikan di SD. Implikasi-implikasi tersebut khususnya berkenaan dengan penyelenggaraan pembelajaran secara umum, pemeliharaan kesehatan dan nutrisi anak, pendidikan jasmani dan kesehatan, serta penciptaan lingkungan dan pembiasaan berperilaku sehat.
          Anak usia SD sudah lebih mampu mengontrol  tubuhnya dari anak pada usia sebelumnya. Kondisi demikian membuat anak SD dapat memberikan perhatian yang lebih lama terhadap kegiatan pembelajaran yang sedang berlangsung. Namun perlu di ingat bahwa kondisi fisik mereka masih jauh dari matang dan  masih terus berkembang fisik mereka masih memerlukan banyak gerak baik untuk kepentingan peningkatan dan pengayaan keterampilan-keterampilan motoriknya maupun untuk pemenuhan kebutuhan akan gerak dan kesenangan mereka. Begitu pun kondisi perkembangan perseptualnya masih mengalami penajaman dan penghalusan. Aspek-aspek perseptual ini akan berkembang dengan baik kalau dirangsang dan di fungsikan melalui interaksi dengan lingkungan.
          Berikut beberapa srategi yang dapat digunakan guru dalam membantu peserta didik mengembangkan proses-proses kognitifnya :
1.      Ajak peserta didik untuk memfokuskan perhatian dan meminimalkan ganguan. Hal ini dapat dilakukan dengan mengemukakan tujuan pembelajaran, mengemukakan tentang pentingnya materi bagi mereka. Kemukakan juga kepada peserta didik betapa pentingnya memfokuskan perhatian ketika ia harus mengingat sesuatu. Beri mereka latihan memfokuskan perhatian tanpa adanya gangguan.
2.      Gunakan isyarat, gerakan dan perubahan nada suara yang menunjukkan bahwa ada sesuatu yang penting. Caranya bisa dengan memperkeras suara, mengulangi sesuatu dengan penekanan, berjalan keliling ruangan, menunjuk, dan sebagainya.
3.      Bantu peserta didik untuk membuat isyarat untuk petunjuk sendiri atau memahami suatu kalimat yang perlu mereka perhatiakan. Beri variai dari bulan ke bulan dan menu opsi untuk dipilih, seperti “perhatian”,  “fokus”, atau “ingat”. Biarkan mereka mengungkapkan kata-kata tersebut atau mengucapkannya dalam hati pada diri mereka untuk memfokuskan kembali fikiran mereka yang mungkin tidak konsentrasi.
4.      Gunakan komentar instruksional, seperti “baik, mari kita diskusikan ...sekarang perhatikan.”
5.      Buat pembelajaran menjadi menarik. Caranya mungkin dengan menghubungkan suatu gagasn dengan minat siswa sehingga meningkatkan perhatian mereka, seskali beri latihan yang tidak biasa dan menarik. Bangkitkan rasa ingin tahu mereka dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan seperti : “Apa yang akan terjadi jika....?”  dan pertanyaan-pertanyaan dramatis lain untuk memperkenalkan berbagai topik yang akan diajarkan.
6.      Gunakan media dan teknologi secar efektif sebagai bagian dari penagajran di kelas.
7.      Fokuskan pada pembelajaran aktif untuk membuat proses pembelajran menjadi lebih menyenangkan, mengurangi kejenuhan dan meningkatkan perhatian.
8.      Ubah lingkungan fisik dengan mengubah tata ruang, model tempat duduk, atau berpindah pada satu setting berbeda.
9.      Ubah jalur indrawi dengan memberi suatu pelajaran yang mengharuskan peserta didk menyentuh, membaui atau merasakan.
10.  Hindari perilaku yang membingungkan, seperti mengayun-ayunkan pensil atau menyentuh rambut di kepala.
11.  Dorong peserta didik untuk mengingat materi pembelajaran secara lebih mendalam, bukan mengingat sepintas lalu. Anaka akan mengingat informasi dengan lebih baik dalam jangka panjang apabila mereka memahami informasi tersebut, bukan sekedar mengingat tanpa pemahaman.
12.  Bantu peserta didk menata informasi yang akan dimasukkan ke dalam memori. Penataan ini dianggap penting karena peserta didik akan mengingat informasi dengan lebih baik jika mereka menatannya secar hierrarkis. Semakin tertata informasi yang disajikan guru, maka semakin mudah peserta didik mengingatnya.
13.  Bantu peserta didik mengingat kembali informasi yang disajikan sebelumnya. Pembelajaran merupakan integrasi informasi baru dengan struktur kognitif yang ada.
14.  Bantu peserta didik memahami dan mengombinasi informasi. Stategi untuk membantu peserta didik memahami pelajaran dan mengombinasi informasi lama dengan informasi baru adalah membuat setiap pembelajran sebermakna mungkin. Pembelajaran bermakna bukan hanya dilihat dari aspek materi atau bahannya yang bermakna, tetapi juga bermakna bagi peserta didik secara khas. Jika peserta didk sendiri tidak menemukan makna bagi diri mereka maka, keahlian, keterampilan dan pemahaman tidak mungkin terbentukpada diri peserta didik. Dengan demikian pembelajaran yang bermakna dipersentasikan dengan kosakata yang memiliki arti bagi peserta didik. Istilah-istilah baru dijelaskan dengan menggunakan kata dan iede yang lebih akrab.
15.  Latih peserta didik menggunakan strategi mnemonik. Mnemonik adalah salah satu strategi dengan cara menghafal. Tujuan mnemonik adalah untuk menghubungkan materi baru yang diajarkan dengan informasi lama yang sudah di kenal.



III. PENUTUP

A.           KESIMPULAN
Bila dibanding dengan pada usia dini dan masa remaja, pertumbuhan fisik anak pada usia SD cenderung lebih lambat dan relatif konsisten. Laju perkembangan seperti ini berlangsung sampai terjadinya perubahan-perubahan besar pada awal pubertas. Pembahasan mengenai perkembangan fisik anak SD  mencakup aspek tinggi dan berat badan, serta proporsi tubuh dan dampak-dampak psikologis yang dapat ditimbulkannya.
Perkembangan perseptual anak merupakan reaksi dari rangsangan untuk alat indra. Baik melalui penglihatan, pendengaran, sentuhan, atau penciuman yang kemudian akan diteruskan ke otak untuk diolah menjadi suatu persepsi yang belum diketahui kebenarannya. Secara garis besar ada tiga proses aktivitas perseptual yang perlu dipahami, yaitu sensasi, persepsi dan atensi. Sensasi yaitu peristiwa penerimaan informasi oleh indra penerima. Persepsi merupakan proses pengolahan informasi lebih lanjut dari aktivitas sensasi. Atensi adalah suatu perhatian yang dikhususkan untuk suatu objek dengan mengabaikan objek yang lain.

B.            Saran
Melalui penulisan makalah ini diharapkan guru SD dan calon guru SD dapat mengetahui dan memahami tugas perkembangan anak usia SD serta melaksanakan praktek pendidikan yang diperlukan dalam melayani tugas perkembangan anak, karena setiap individu memiliki perbedaan tahapan pertumbuhan dan tugas perkembangan yang berbeda pula sehingga guru maupun calon guru SD harus memahami hal tersebut mengingat di lapangan mungkin saja akan dijumpai beberapa siswa yang mengalami perkembangan yang lambat sehingga mengalami kesulitan dalam belajar.




DAFTAR RUJUKAN

Desmita. 2009. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung : Rosda Karya.
Khairanis dan Darnis Arif. 2000. Perkembangan dan Belajar Peserta Didik. Padang: DIP Universitas Negeri Padang.
Mubin dan Ani Cahyadi. 2006. Psikologi Perkembangan. Ciputat: Quantum Teaching.
Yusuf, Syamsu dan Nani M. Sugandi. 2011, Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.




3 komentar:

  1. Casino Games Near Me: The Home of Quality Gaming in San Diego
    Casinos near San Diego area. The nearest 바퀴벌레 포커 casino to 포커 사이트 San Diego 야구 분석 is the Hard Rock 벳페어 Hotel & Casino. The casino is located freckledfoodnut.com on the famous

    BalasHapus
  2. Slot Machines - Dr.MCD
    The Sega Genesis' music 남원 출장안마 is a complex 사천 출장마사지 mix of 통영 출장마사지 over-the-top and 김천 출장안마 The Ringer/Comix 화성 출장안마 Zone soundtrack is a fun mix of upbeat/

    BalasHapus